Catatan Budaya Satriagama Rakantas ( 2 – Habis ) :
Titik Nol Delta Brantas Wilayah Sidoarjo & Surabaya
Banyak pihak mencoba meneriakkan istilah “Sidoarjo Tanpa Identitas” yang mungkin ditujukan kepada pihak Pemerintah (Daerah, Provinsi & Pusat). Namun istilah ini menurut kami malah akan menjadi bumerang bagi Sidoarjo sendiri ketika banyak daerah lain sedang bekerja keras untuk membangun identitas daerah masing-masing dengan cara menggali potensi kesejarahan, potensi kearifan lokal serta menciptakan hal-hal yang baru untuk dapat dijadikan sebuah narasi yang utuh sebuah daerah.
Bukankah dimanapun yang namanya identitas itu harus diciptakan sendiri secara mandiri dan bukan sebuah ciri yang diberikan oleh pihak lain kepada Sidoarjo ?
Bila kita mencoba untuk mencari foto atau video yang terkait dengan Sidoarjo pada masa Hindia Belanda melalui mesin pencari Google, maka kita akan mendapati sedikit sekali foto tentang bagaimana sih rupa Kota Sidoarjo pada masa itu.
Foto-foto tentang Sidoarjo pada masa paska tahun 1945 menggambarkan hancurnya kota yang mengakibatkan penderitaan masyarakat Sidoarjo. Untuk format video, kami hanya mendapatkan 2 buah video tentang Sidoarjo, Perayaan Giling Tebu di Pabrik Gula Krembung tahun 1927 dan Perbaikan Bendungan Lengkong tahun 1923.Menghitung laju pergerakan Delta Brantas dapat menjadi salah satu cara yang paling mendasar untuk dapat kembali menumbuhkan problem hilangnya identitas pada kalangan masyarakat Sidoarjo.
Selama ini, eksistensi Delta Brantas belum pernah disinggung secara mendetail dan mendalam. Kami, Rumah Budaya Malik Ibrahim telah menginisiasi pembahasan dan penghitungan laju pergerakan daratan Delta Brantas tersebut sejak bulan April 2024 dan mengunggahnya dalam akun instagram @rumahbudaya.sda secara bertahap.
Atas dasar pemikiran yang kami paparkan diatas, kami menggagas sebuah Proyek Sosial yang dinamakan “Proyek Titik Nol Delta Brantas”.
Semoga proyek ini dapat memberikan wawasan baru kepada masyarakat luas akan pemahaman mereka terhadap istilah Delta serta mungkin dapat menambahkan banyak informasi penting serta memberikan koreksi-koreksi atas banyak teori-teori sejarah yang telah banyak dituliskan oleh para peniuis buku-buku sejarah selama ini.
Semoga proyek sosial ini dapat menjadi dasar untuk masyarakat Sidoarjo dalam membangun kembali identitasnya.
Salam budaya.