Budaya Wayang ! Aset budaya negeri sendiri yang perlu dilestarikan dan jangan diabaikan. Beragam nasehat kehidupan senantiasa disuguhkan sebagai ruh pertunjukan yang mengkolaborasikan seni peran, suara, musik, seni tutur, dan simbolisasi tokoh yang tertuang melalui seni seni pahat.
Di wilayah delta, tontonan gelaran wayang kulit diwarnai gaya Jawa Timuran (gaya Wetanan) dan ada gaya Kulonan meski tidak mendominasi. Dalang kulit Wayang Wetanan terjaga kelestariannya di wilayah : Tarik, Balungbendo, Krian, Prambon, Porong, Tulangan, Sukodono, Candi, Sidoarjo, Gedangan dan Waru.
Tata musik gamelannya mirip ludruk yang menggunakan gamelan slendro. Adakalanya diwarnai dengan pelog untuk mengiringi adegan-adegan tertentu. Termasuk mengikuti selera konsumen.
Kini eksistensi wayang kulit di Sidoarjo perlahan memudar, karena tidak dibarengi kaderisasi. Bahkan tidak ada lembaga formal atau nonformal yang mengajarkan gaya wayang Wetanan secara utuh dan belum ada batasan naskah yang siap dipentaskan. (tac)