Potensi dan Tantangan Sosial Budaya Masyarakat di Zona Delta

oleh : Satriagama Rakantaseta

Sidoarjo Kota Delta ( Brantas ) merupakan sebuah gelar yang sejak lama disematkan untuk Kabupaten Sidoarjo. Singkatnya, Delta (Brantas) adalah daratan hasil bentukan sedimentasi Sungai Brantas yang telah mengendap di muara sungai sejak ribuan tahun lalu. Muara Sungai Brantas terletak di wilayah Mliriprowo, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.


Endapan sedimen tersebut, pada akhirnya meluas menjadi daratan yang saat ini menjadi seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo, sebagian Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan dan Kota Surabaya. Proses sedimentasi tersebut masih berlangsung hingga saat ini. Sendimen lumpur yang mengendap di zona Delta Brantas menghasilkan kualitas tanah yang sangat subur karena material utamanya berasal dari material letusan gunung berapi (terutama Gunung Kelud).

Dalam kronik VOC tercatat bahwa wilayah Kabupaten Sidoarjo di abad ke 17 – 20 Masehi merupakan kawasan penghasil berbagai macam produk pertanian dan perkebunan yang sangat baik. Hal ini telah berlangsung dari zaman Kerajaan Majapahit dimana kawasan pertanian padi zona Delta Brantas merupakan lumbung padi bagi masyarakat Majapahit saat itu.

Keberadaan Wilayah Kabupaten Sidoarjo
yang berada tepat di zona delta ini tentunya.

Pemerintah Hindia Belanda rela untuk merogoh kocek dalam-dalam untuk merekayasa aliran-aliran sungai di zona Delta Brantas untuk mengairi perkebunan-perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula yang merupakan salah satu sumber pemasukan utama Kerajaan Belanda saat itu.

Selain itu, di beberapa kawasan di zona delta sering terjadi banjir yang berulang, terutama di Jabon, Porong, Tarik dan Prambon. Banjir yang terjadi saat itu mengganggu aktifitas masyarakat dan merupakan salah satu penyebab gagalnya panen.

Selain produk pertanian dan perkebunan, wilayah pesisir Delta Brantas juga merupakan kawasan penghasil bandeng dan beberapa jenis ikan lain serta udang yang dibudidayakan oleh para petambak sejak abad ke 19.

Hindia Belanda mencatatkan bahwa Proyek Rekayasa Aliran Sungai di Kawasan Delta Brantas merupakan proyek yang termahal yang pernah dilakukan oleh mereka. Dan tentunya, hal tersebut dilandasi oleh sebuah dasar berupa harapan yang masuk akal bahwa nantinya industri gula di zona delta mampu untuk menghasilkan produk gula yang melimpah serta masyarakat yang dapat menjalankan roda kehidupannya dengan lancar.

Instalasi pengairan dalam bentuk bendungan, kanal-kanal dan saluran irigasi baru serta sungai-sungai yang ada mereka rawat dengan sebaik-baiknya. Lalu, apa yang terjadi pada zona Delta Brantas di wilayah Kabupaten Sidoarjo saat ini?

Sudahkah kita semua paham akan apa yang harus kita lalukan ketika melihat hitam pekatnya warna air di banyak sungai yang mengalir di tengah kota dengan ketinggian permukaan air sungai yang sudah diatas permukaan jalan serta penuh dengan sampah dan eceng gondok di beberapa kawasan?

Telah berbudaya dan bertradisi luhurkah kita semua ketika menjumpai banyak fakta yang sebaliknya akan kondisi sungai-sungai di Kabupaten Sidoarjo?


Salam budaya.

Satriagama Rakantaseta – Penggiat Budaya

Lainnya