Raja Erlangga ! Penguasa Kerajaan Kahuripan, Amanah Bekerja Untuk Rakyat

Raja Erlangga. Penguasa Kerajaan Kahuripan ini dikenal bijaksana dan tiada henti pikirkan kesejahteraan rakyat. Dua agenda besar telah dilakukan yaitu Pembangunan Sri Wijaya Asrama (1036). Kemudian pembangunan Bendungan Waringin Sapta (1037) untuk cegah banjir musiman dibarengi perbaikan Pelabuhan Hujung Galuh di muara Sungai Brantas.

Ditemani abdi dalem Narotama, Raja Erlangga menjalankan amanah pendeta Siwa, Buddha dan Mahabrahmana melakukan semua itu untuk rakyatnya. Sekitar tahun 1037 Masehi, Airlangga membangun kembali ibu kota kerajaan di Kahuripan. Seperti tertulis dalam Prasasti Kamalagyan lokasinya berada di sekitar Dusun Klagen, Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo,

Langkah strategis pun diwujudkan. Pembangunan Bendungan Waringin Sapta dilakukan agar rakyat pedesaan di tepi Sungai Brantas tidak lagi terkena banjir musiman. Pembangunan Selain bendungan, membuat infrastruktur jalan, memperbaiki Pelabuhan Hujung Galuh, membangun Sri Wijaya Asrama, meresmikan pertapaan Gunung Pucangan, dan membangun pusat pemerintahan anyar di Daha.

Tidak hanya itu. Raja Airlangga pun meringankan beban pajak untuk sejahterakan rakyat; khusunya bagi yang sering terkena musibah.

November 1042 Masehi, Raja Airlangga mundur dari tahta kerajaan dan membagi kerajaannya menjadi dua wilayah untuk putranya, yakni Sri Samarawijaya dan Mapanji Garasakan. Sri Samarawijaya mendapatkan wilayah bagian barat; Kerajaan Panjalu dengan pusat kota baru di Kota Dahana (Kediri). Sementara itu, Mapanji Garasakan mendapatkan wilayah timur bernama Kerajaan Janggala yang berpusat di kota lama, yakni Kahuripan (Sidoarjo).

C. Rahadi dari berbagai sumber
foto ilustrasi: ist

Lainnya