Chinese Wetlander

oleh : Satriagama Rakantaseta
Relasi Antara Dinasti Song ( Tiongkok) , Hindia Belanda, Jenggala dan Wilayah Sidoarjo Kuno di Abad XI-XII
Menata kembali puzzle yang berserakan itu sangat mengasyikkan. Ini seperti merangkai kembali cerita sejarah Kabupaten Sidoarjo yang berserakan.
Sebelumnya, cerita tentang Sidoarjo hanya tentang eksistensinya di masa Medang, Kahuripan, Majapahit dan Hindia Belanda, itu pun masih berupa potongan-potongan cerita yang tidak utuh dan sporadik.

Dalam kurun waktu sekitar 1 abad lamanya sejak pertengahan abad XIX Masehi, Pemerintahan Hindia Belanda membagi 6 (enam) wilayah Kabupaten Sidoarjo, yang sebelumnya bernama Kabupaten Sidokare dan yang sebelumnya lagi menjadi bagian dari Kabupaten Surabaya.
Ke 6 (enam) bagian wilayah tersebut antara lain adalah Djenggala I (wilayah Gedangan), Dejenggala II (wilayah Kota Sidoarjo), Djenggala II (wilayah Krian) dan Djenggala IV (wilayah Taman). Penamaan 4 wilayah Kabupaten Sidoarjo dengan menggunakan nama Djenggala bukanlah tanpa dasar yang kuat. Hal tersebut berdasarkan kesimpulan para arkeolog dan sejarahwan Hindia Belanda yang banyak menemukan artefak kuno di empat wilayah tersebut yang ditengarai merupakan peninggalan dari Kerajaan Jenggala yang disimpulkan pernah eksis antara tahun 1042 – 1135 Masehi.
Di ke-empat wilayah distrik tersebut, terdapat toponimi dusun dengan nama Krajan. Krajan di wilayah Bungurasih (Kecamatan Waru), di Kelurahan Sepande (Kecamatan Sidoarjo), di wilayah Dusun Janti (Kecamatan Tulangan), di Desa Kalimati (Kecamatan Tarik), di Desa Bareng Krajan (Kecamatan Krian).

Hal ini menjadi menarik karena Kata Krajan berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “kerajaan”, “negeri”, atau “ibukota”. Hal ini perlu untuk didalami lebih jauh.
Seorang Tiongkok bernama Zhao Rugua mencatat nama Jung-Ya-Lu dalam bukunya (Zhu Fan Zhi) yang berisi catatan perjalanannya tahun 1225 Masehi. Nama Jung-Ya-Yu banyak ditafsirkan oleh para sejarahwan sebagai Janggala atau Pelabuhan Hujung Galuh.
Koin-koin Tiongkok yang berasal dari Dinasti Song telah ditemukan di sebanyak 8 (delapan) kecamatan di wilayah Kabupaten Sidoatjo dalam kurun waktu 150 tahun sejak tahun 1875an Masehi.
Penamaan ke empat wilayah Kabupaten Sidoarjo dengan nama Djenggala oleh Pemerintah Hindia Belanda, Toponimi Krajan, Catatan perjalanan Zhou Rugua, Penemuan Koin Dinasti Song tampaknya seperti sebuah pertemuan antara empat sahabat yang telah lama terpisahkan oleh waktu. Pertemuan tersebut tampaknya dapat menjelaskan relasi yang erat antara ke-empatnya di masa yang lalu (periode abad XI – XII).
Kami berharap, cerita sejarah Kabupaten Sidoarjo di abad ke XI -XII Masehi akan dapat tergambarkan secara lebih obyektif.
Salam budaya.